Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gastroentritis bagian 2

Gastroentritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja (Suharyono, 1999: 51).
Gastroentritis adalah suatu kondisi gangguan pada gaster yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi alergi tidak toleran terhadap makanan tertentu atau menncerna toksin (Tucker, 1998: 958).
Gastroentritis adalah suatu kondisi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 x/hari) perubahan jumlah feces (lebih dari 200 gr/hari) dan konsistensi feces cair (Smeltzer dan Bare, 2001: 1093).
Gastroentritis adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami defekasi sering dengan feces cair atau tetes tidak berbentuk (Carpenito, 2000: 104).
  1. ETIOLOGI
  1. Faktor infeksi: virus (Rotavirus, Norwalk, Adenovirus) bakteri (E. Coli, Salmonella, Vibrio) dan parasit (Glardia Lambdia, Entamuba Histolitika).
  2. Faktor makanan: alergi terhadap makanan basi, beracun.
  3. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas, walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
  4. Faktor malabsorpsi: karbohidrat, lemak dan protein (Mansjoer, 2001: 501).
  1. MANIFESTASI KLINIS
  1. Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak suka, kemudian timbul diare.
  2. Tinja air, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
  3. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.
  4. Anus dan daerah sekitar timbul lecet karena sering detekasi dan tinja makin lama makin asam.
  5. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang.
  6. Bila pasien lebih banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai tampak BB menurun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
  7. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi rejatan hipovolemik dengan gejala denyut jantung cepat, nadi cepat daun kecil, TD menurun, pasien sangat lemah, kesadaran menurun.
  8. Akibat dehidrasi diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
  9. Bila sudah terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak pucat degnan pernafasan yang cepat dan dalam.
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi menjadi:
  1. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan BB 2,5%.
  2. Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB 2,5-5%.
  3. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan 5-10%.
  4. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB lebih dari 10%.
PATOFISIOLOGI

Diare yang merupakan lawan konstipasi, akibat dari pergerakan feces yang cepat melalui usus besar. Penyebab utama diare adalah infeksi pada saluran pencenaan yang dinamakan entritis. Pada diare inteksida umum, infeksi paling luas terdapat pada usus besar dari ujung distal ileum. Dimanapun infeksi terjadi, mukosa sangat teriritasi dan kecepatan sekresinya sangat bertambah. Selain itu, pergerakan dinding usus biasanya meningkat banyak sekali. Sebagai akibatnya, sejumlah besar cairan disediakan untuk membersihkan agen infeksi ke arah anus dan pada saat yang sama, pergerakan yang kuat mendorong cairan ke depan. Ini merupakan mekanisme penting untuk membersihkan saluran pencernaan dari infeksi yang melemahkan.
Yang khususnya menarik adalah diare yang disebabkan oleh kolera. Toksin kolera langsung merangsang sekresi elektrolit daun cairan berlebihan dari kriptilie berkhun pada ileum distal dan kalor dan secara khusus menambah mekanisme pembentukan bicarbonat klorida menyebabkan ion bicarbonat dalam jumlah berlebihan disekresikan kedalam saluran pencernaan. Kehilangan cairan dan elektrolit dapat menyulitkan dalam satu hari/lebih, sehingga terjadi kematian. Oleh karena itu dasar pengobatan terpenting adalah mengganti cairan dan elektrolit seperti kehilangan (Guyton, 1995).
Iritasi usus oleh suatu patogen mempengaruhi lapisan mukosa usus, sehingga terjadi peningkatan produk-produk sekretarik termasuk mokus. Iritasi oleh mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motilitas. Peningkatan motilitas menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut berkurang.
Diare juga dapat disebabkan oleh faktor psikologis, misal karena ketakutan dan jenis stress tertentu, yang diperantai oleh stimulus usus oleh syaraf parasimpatis.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
    1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus yang mengeluarkannya sehingga timbul diare.
    1. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus adalah terjadi meningkatnya sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.


    1. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan untuk mengyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula (Ngastiyah, 1997)
F. PATOLOGI ANATOMI
Iritasi usus oleh suatu patogen mempengaruhi lapisan usus, sehingga terjadi peningkatan produk-produk sekretorik termasuk mukus. Iritasi oleh mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motilitas. Peningkatan motilitas menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut dikolon berkurang. Individu mengalami diare berat dapat meninggal akibat syok hipovolemik dan kelainan elektrolit. Toksin kolera yang dikeluarkan oleh bakteri kolera adalah contoh dari bahan yang sangat merangsang motilitas sehingga unsur-unsur plasma yang penting ini terbuang dalam jumlah besar (Corwin, 2001: 54).

G. FOKUS PENGKAJIAN
Aktivitas/istirahat
Gejala kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, perasaan gelisah dan
ansietas pembatasan aktivitas/kerja sehubungan dengan proses meningkat.
Integritas ego
Gejala ansietas, ketakutan, emosi, kesal, perasaan tidak berdaya/tidak ada
harapan faktor stress akut/kronis, misal: hubungan keluarga/pekerjaan, pengobatan yang mahal. Faktor budaya penambahan prevalensi pada populasi yahudi, sering meningkat pada individu.
Tanda menolak perhatian, menyempit, depresi.
Eliminasi
Gejala episode diare yang tak dapat diperkirakan, hilang timbul sering,
tak terkontrol, tlaktus lembut dan semi cair, bau busuk dan berlemak (steatore), konstipasi hilang timbul, riwayat baru ginjal (meningkatnya aksalat pada urine.)
Makanan/cairan
Gejala anoreksia, mual-mual, penurunan BB, tak terjadi pada
diet/sensitive, misal: produk susu, makanan berlemak.
Tanda penurunan lemak subkutan/massa otot, kelemahan, tonus otot
buruk dan turgor kulit buruk membran mukosa pucat.

Hygiene
Gejala ketidakmampuan mempertahankan perawatan dari bau badan.
Nyeri/kenyamanan
Gejala nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan
bawah nyeri abdomen tengah bawah (keterliatan jejenum) nyeri tekan menyebar pembagian periumbikal titik nyeri berpindah, nyeri tekan (iritasi).
Tanda nyeri tekan abdomen/distensi (Doenges, 1999: 473-474).

Posting Komentar untuk "Gastroentritis bagian 2"