Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Hipertensi dalam kehamilan
1. langsung disebabkan kehamilan
2. tidak disebabkan kehamilan
Pre-Eklampsia dan Eklampsia
* merupakan satu kesatuan penyakit
* penyebab kematian ibu utama setelah perdarahan dan infeksi
* tanda2 pre eklampsia: hipertensi, edem, proteinuria
* pre eklampsia dibagi dua: berat dan ringan
Pre-eklampsia berat

jika ada minimal 1 tanda berikut:
* sistolik ≥ 160 diastolik ≥ 110
* proteinuria ≥ 5 g dlm 24 jam, +3 atau +4 pd pemeriksaan kualitatif
* oliguria ≤400 ml dlm 24 jam
* keluhan serebral, ggn penglihatan, nyeri epigastrium
* edem paru atau sianosis
Etiologi
* belum diketahui pasti
* teori yang paling bisa diterima: iskemia plasenta
Fenomena yang Perlu dicari Jawabannya
* frekuensi meningkat pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, mola
* frekuensi meningkat degan makin tuanya kehamilan
* trejadi perbaikan dengan matinya janin dalam uterus
* jarang terjadi pada kehamilan2 berikutnya
* timbul gejala edem, hipertensi, proteinuria, kejang, koma
Patologi
* perdarahan, infark, nekrosis, trombosis pembuluh darah kecil pd berbagai organ tubuh
* penyebab: vasospasmus arteriole, penimbunan fibrin dalam pembuluh darah
Organ2 yg Mengalami perubahan anatomi-patologik
* plasenta
* ginjal
* hati
* otak
* retina
* paru-paru
* jantung
* kelenjar adrenal
Perubahan fisiologi patologik
* plasenta dan uterus
* ginjal
* retina
* paru-paru
* otak
* metabolisme air dan elektrolit
PRE EKLAMPSIA
Predisposisi
* primigravida, terutama primigravida muda
* DM
* Mola
* kehamilan ganda
* hidrops fetalis
* umur ibu lbh dr 35 thn
* obesitas
Gambaran Klinik
* pertambahan berat badan yg berlebihan
* edem
* hipertensi
* proteinuria
Pre eklampsia berat:
* tensi makin tinggi
* edem makin umum
* proteinuria tambah banyak
* sakit kepala daerah frontal
* skotoma
* diplopia
* penglihatan kabur
* nyeri epigastrium
* mual/muntah
Diagnosis
* adanya 2 di antara trias tanda utama: hipertensi, edem, proteinuria
* jika ada satu tanda, harus waspada.
Diagnosis Diferensial
* hipertensi menahun: adanya perdarahan dan eksudat pada funduskopi
* penyakit ginjal: proteinuria timbul lebih awal, sebelum triwulan ke-3
Pencegahan
* pemeriksaan antenatal yang teratur
* istirahat dan mengurangi pekerjaan sehari-hari, lebih banyak duduk dan berbaring
* diet tinggi protein rendah lemak, karbohidrat, garam
* penambahan berat badan yg tidak berlebihan
Penanganan
Tujuan
* mencegah pre eklampsia berat dan eklampsia
* melahirkan janin hidup
* melahirkan janin dengan trauma sekecil2nya
Terdiri dari:
* penanganan medis : menunggu selama mungkin sampai janin cukup matur
* penanganan obstetris : melahirkan bayi pada saat yg optimal
Indikasi rawat RS:
1. tensi ≥140 sistol, ≥90 diastol
2. proteinuria 1+ atau lbh
3. BB naik ≥1,5 kg perminggu yg berulang
4. penambahan edem yg tiba2
Perawatan di RS:
1. anamnesis, pmx umum, pmx obstetrik, pmx laboratoris rutin
2. tekanan darah, air kencing, BB diperiksa tiap hari, edem dicari
3. balans cairan ditentukan tiap hari
4. funduskopi pd waktu pertama masuk RS kmd setiap 3 hari
5. keadaan janin diperiksa tiap hari dan besarnya dinilai
6. hematokrit diperiksa berulang2
7. penderita diminta utk memberitahu jika sakit kepala, mual,nyeri epigastrium atau ggn penglihatan
Cara Pengakhiran Kehamilan:
1. induksi persalinan
2. seksio sesarea
Indikasi Pengakhiran Kehamilan:
1. pre eklampsia ringan dg kehamilan lebih dari/cukup bulan
2. pre eklampsia dg dg hipertensi dan/atau proteinuria menetap selama 10-14 hari, dan janin sudah cukup matur
3. pre eklampsia berat
4. eklampsia
Penanganan Pre eklampsia Ringan
* Istirahat di tempat tidur dg berbaring ke arah sisi tubuh
* fenobarbital 3×30 mg per hari (menenangkan penderitaan dan menurunkan tensi)
* pengurangan garam dalam diet
* pemakaian diuretik dan antihipertensi tidak dianjurkan
* jika tidak ada perbaikan dan tensi terus mningkat, retensi cairan dan proteinuria bertambah maka pengakhiran kehamilan dilakukan meskipun janin masih prematur
Penanganan Pre eklampsia Berat
* pasien datang dg pre eklampsia berat
* beri sedativa yg kuat untuk mencegah kejang:
1. larutan sulfas magnesikus 50% sebanyak 10 ml disuntikkan im, dapat diulang 2 ml tiap 4 jam
2. lytic cocktai, yakni larutan glukosa 5% sebanyak 500 ml yg berisi petidin 100mg, klorpromazin 100mg, prometazin 50 mg sebagai infus intravena
* perlu obat hipotensif
* jika oliguria, beri glukosa 20% iv
* diuretik tdk rutin, hanya bila retensi air banyak
* setelah bahaya akut berakhir, dipertimbangkan untuk menghentikan kehamilan
Persalinan pada Pre Eklampsia
* pre eklampsia berat lebih mudah menjadi eklampsia pada saat persalinan
* perlu analgetika dan sedativa lebih banyak
* persalinan hendaknya dengan cunam atau ekstraktor vakum dengan narkosis umum untuk menghindari rangsangan pada ssp
* anestesia lokal bila tensi tidak terlalu tinggi dan penderita masih somnolen krn pengaruh obat
* pemberian ergometrin rutin pd kala III tidak dianjurkan, kecuali ada perdarahan post partum krn atonia uteri
* obat penenang diteruskan sampai 48 jam post partum, kemudian dikurangi bertahap dalam 3-4 hari
* Pada gawat janin dalam kala I dilakukan segera seksio sesaria
* Pada gawat janin dalam kala II dilakukan ekstraksi dengan cunam atau ekstraktor vakum
* post partum bayi sering menunjukkan tanda2 asfiksia neonatorum maka perlu resusitasi
EKLAMPSIA
* timbul serangan kejangan yg diikuti koma
Macam
1. eklampsia gravidarum
2. eklampsia parturientum
3. eklampsia puerperale
Gejala dan Tanda
* didahului memburuknya pre eklampsia dan timbul gejala2 nyeri kepala frontal, nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, mual, hiperrefleksia.
* jika gejala ini tidak dikenali dan diatasi akan segera timbul kejangan, dgn 4 macam tingkat:
1. awal/aura
2. tonik
3. klonik
4. koma
* selama serangan tensi meningkat, nadi cepat, suhu meningkat sampai 40ÂșC
Komplikasi Kejang:
* lidah tergigit, perlukaan dan fraktur
* ggn pernafasan
* solutio plasenta
* perdarahan otak
DD :
1. epilepsi
2. kejangan karena obat anestesia
3. koma krn sebab lain: diabetes, perdarahan otak, meningitis, ensefalitis, dsb
Komplikasi Pre Eklampsia Berat dan Eklampsia
1. kematian ibu dan janin
2. solutio plasenta
3. hipofibrinogenemia
4. hemolisis
5. perdarahan otak
6. kelainan mata (kehilangan penglihatan sementara)
7. edem paru-paru
8. nekrosis hati
9. kelainan ginjal
10. komplikasi lain seperti lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang, pneumonia aspirasi
11. prematuritas, dismaturitas, kematian janin intra uterin
Penanggulangan
* Tujuan: menghentikan berulangnya kejangan dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara aman setelah keadaan ibu mengijinkan
* harus dirawat di RS
* obat penenang yg cukup saat pengangkutan ke RS (petidin 100 mg) dan seorang yg tahu ttg resusitasi
* obat2 utk mencegah kejangan:
1. sodium penthotal
2. diazepam
3. sulfas magnesicus
4. lytic cocktail
a
* jumlah dan waktu pemberian obat disesuaikan dengan kondisi penderita tiap jam
* hindarkan dr semua rangsang spt cahaya terang, keributan, injeksi atau pemeriksaan dalam
* dirawat di kamar isolasi yang tenang
* tekanan darah, nadi, pernafasan dicatat tiap 30 menit
* suhu diukur tiap jam secara rektal
* penderita dengan koma diletakkan pada posisi trendelendburg
* alat penyedot disediakan utk membersihkan jalan nafas
* oksigen diberikan pada sianosis
* penisilin-streptomisin tiap 12 jam mencegah infeksi paru2
* dauer catheter untuk mengetahui diuresis dan pmx protein urin scr kuantitatif
* balans cairan dilakukan tiap 6 jam
* kalori yg adekuat (infus glukosa hipertonik, fruktosa atau larutan asam amino spt aminofusin)
Tindakan Obstetrik
* setelah kejangan diatasi dan KU diperbaiki
* mengakhiri kehamilan atau mempercepat persalinan
* persalinan pervaginam adalah cara terbaik bila dapat dilaksanakan dengan cepat dan aman
* pd eklampsia gravidarum perlu diadakan induksi dengan amniotomi dan infus pitosin setelah bebas kejang selama 12 jam dan keadaan serviks mengijinkan.
* bila serviks msh lancip dan tertutup terutama pada primigravida, kepala janin masih tinggi, atau ada persangkaan disproporsi sefalopelvik, sebaiknya sesar.
* jika persalinan sudah pada kala I dilakukan amniotomi utk mempercepat partus
* lakukan ekstraksi vakum atau cunam
* anestesi lokal bisa dipakai jika sudah sedasi berat, anestesi spinal sebaiknya tidak digunakan karena dapat menyebabkan hipotensi yang bahaya pada eklampsia
* penderita eklampsia tidak seberapa tahan terhadap perdarahan postpartum atau trauma obstetrik, sehingga semua tindakan obstetrik harus seringan mungkin dan sedia darah.
* metergin boleh diberikan pada perdarahan postpartum krn atonia uteri.
* setelah kelahiran pengobatan dan perawatan intensif harus diteruskan utk 48 jam.

Posting Komentar untuk "PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA"