Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Referat Alergi Obat BAB III

  • Alergi obat adalah respon abnormal seseorang terhadap bahan obat atau metabolitnya melalui reaksi imunologi yang dikenal sebagai reaksi hipersensitivitas yang terjadi selama atau setelah pemakaian obat.
  • Angka kejadian pada bayi dan anak jauh lebih rendah daripada dewasa, dan akan meningkat dengan bertambahnya usia. Akan tetapi angka kejadian sesungguhnya sulit diketahui karena manifestasi klinis yang sangat bervariasi, terkadang tidak dikenali, dan mekanisme terjadinya masih belum jelas.
  • Pada umumnya laporan tentang obat tersering penyebab alergi adalah golongan penisilin, sulfa, salisilat, dan pirazolon.
  • Reaksi kulit terhadap obat dapat terjadi melalui mekanisme imunologik atau non-imunologik.
  • Secara umum terdapat 4 tipe reaksi imunologik yang dikemukakan oleh Coomb dan Gell, yaitu tipe I (reaksi cepat, reaksi anafilaktik), tipe II (reaksi sitostatik), tipe III (reaksi kompleks imun), dan tipe IV (reaksi alergik seluler tipe lambat).
  • Faktor-faktor yang memperbesar risiko timbulnya erupsi obat didapatkan bahwa perempuan lebih rentan untuk mengalami alergi obat, faktor genetik atau herediter dan status imun pejamu juga dapat meningkatkan risiko alergi obat.
  • Erupsi kulit merupakan manifestasi reaksi alergi obat yang paling sering terjadi pada anak dan yang menonjol adalah erupsi urtikaria, eksantematosa, dan aksematoid.
  • Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, kelainan kulit yang biasanya ditemukan, selain itu dapat juga melalui uji in vivo (uji kulit, uji provokasi) dan uji in vitro.
  • Reaksi kompleks imun biasanya sembuh spontan setelah antigen hilang, namun sebagai terapi simtomatik dapat diberikan antihistamin dan antiinflamasi non-steroid.
  • Dengan penatalaksanaan yang baik, prognosis alergi obat adalah baik bahkan untuk alergi obat yang berat sekalipun. Dapat terjadi perlekatan kulit, kontraktur, simblefaron, kebutaan bila tindakan tidak tepat dan terlambat dilakukan Prognosis buruk bila kelainan meliputi 50-70% permukaan kulit.
DAFTAR PUSTAKA

  1. Morelli JG et al. Fixed Drug Eruptions in Children . Dalam : Journal of Pediatric. 1999; 134 : 365-367. Access on: Jully 31, 2009. Available from : http://dermatology.jwatch.org/cgi/content/full/1999/501/4. Publicated in Journal Watch Dermatology on May 1, 1999.

  1. Hamzah M. Erupsi Obat Alergik. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-4. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2006. Hal :154-158.
  1. Riedl MA, Casillas AM, Adverse Drug Reactions; Types and Treatment Options. Dalam : American Family Physician. Volume 68, Number 9. 2003. Access on: Jully 11, 2009. Available from : www.aafp.org/afp

  1. Judarwanto W. Alergi Obat. Dalam : Children Allergy Clinic Picky Eaters Clinic (Klinik Kesulitan Makan). Access on: Jully 11, 2009. Available from : .
  1. Behrman, Kliegman, Arvin. Reaksi Obat yang Merugikan. Dalam : Wahab A. Samik (editor). Nelson Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). Volume 1. Edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran : EGC. 2000. Hal : 801-805.
  1. Wilson LM, Price SA et al. Reaksi Merugikan Obat dan Substansi Lain. Dalam : Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit). Volume 1. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran : EGC. 2005. Hal : 211-216.

Posting Komentar untuk "Referat Alergi Obat BAB III"