Sinopsis Queen Seon Deok episode 3
Sinopsis Queen Seon Deok episode 3
Moon noh bergegas menuju ruang bersalin. Permaisuri melahirkan bayi wanita kembar. Raja sangat panik dan mengambil salah seorang bayi, meminta maaf pada putrinya dan menyerahkannya pada So Hwa untuk dibawa pergi. Permaisuri memohon dan menangis agar putrinya dikembalikan padanya tapi Raja menutup pintu dan menyuruh So Hwa cepat pergi.
Moon Noh meminta ijin masuk dan Raja sangat lega melihat Moon Noh. Mi Shil datang untuk mengucapkan selamat. Raja keluar dan membawa seorang bayi perempuan. Raja mengangkat bayi itu ke langit dan mengumumkan : Ini adalah Putri Silla, Putri Cheon Myeong
Semua memberikan selamat. Sementara itu Moon Noh melarikan kudanya dengan membawa buntalan. Prajurit mengepung kudanya dan mulai menembak Moon Noh dengan panah. Moon Noh terluka dan menjatuhkan buntalannya. Ternyata hanya boneka. Mi Saeng dan Seol Won Rang heran dengan temuan ini.
So Hwa berusaha melarikan diri dengan bayi itu. Dia dihentikan oleh penjaga dan mereka mengenali So Hwa sebagai dayang Raja. So Hwa memberikan bayi itu pada penjaga dan berkata itu bukan bayinya. Penjaga itu menolak. Akhirnya So Hwa dibebaskan. (I don’t know if she really meant that or just her tactic ..)
Mi Saeng berkata pada Mi Shil bahwa Moon Noh tidak membawa bayinya. Kalau bukan Moon Noh lalu siapa, perawat berkata bahwa So Hwa juga hadir tapi ia tidak terlihat lagi. Mi Shil meminta Seol Won Rang mencari keberadaan So hwa.
So Hwa ternyata sungguh2 ingin menyerahkan bayi itu pada penjags dan ingin meninggalkannya di sana. Penjaga berkata kalau So Hwa tidak membawanya ia akan mati. Akhirnya So hwa memandang bayi itu yang ternyata lucu dan seperti tersenyum padanya. So hwa berkata bahwa mulai sekarang ia adalah ibu bayi itu dan akan melindunginya dengan nyawanya. Penjaga itu senang dan berkata bahwa tidak baik meninggalkan seorang anak, bagaimanapun anak adalah berkah.
Mi Shil mendengar kabar tentang So Hwa dan bayi. Seol Won Rang bertanya kemana So Hwa. So hwa telah pergi sekitar 15 menit. Seol Won Rang berkata tidak ada waktu lagi dan mereka harus mencari So hwa. Mi Shil melihat ke langit dan mendapati bahwa bintang Utara terpecah, saat itulah Mi Saeng berkata mengapa bintang Utara sekarang menjadi 8 bintang?
Bintang Utara dalam tradisi Cina dan Korea terdiri dari 7 bintang (kalo ada yang pernah lihat Return of the Condor Heroes, itu ilmu pedang dari Coan cin pay, ilmu pedang 7 bintang utara. Di To Liong To juga ada, yaitu ilmu pedang Bu Tong Pay, akarnya sama sih..).
Moon Noh memberikan surat pada Mi shil dan mengingatkannya tentang ramalannya. Mi Shil meremas surat itu dan pergi ke pasukannya. Mi Shil membunuh penjaga yang meloloskan So Hwa. Mi Shil : Manusia dapat melakukan kesalahan tapi tidak pasukanku.
So Hwa yang berusaha melarikan diri dikejar oleh pasukan Hwa rang dan mereka tertangkap. So hwa hampir dibunuh kalau saja Moon Noh tidak muncul. Moon Noh menembakkan panah dan saat bayi itu terlempar di udara, Moon Noh melompat dan menangkap bayi itu dan mengikatnya di badannya. (persis adegan Xiao Lung Ni berebut baby Kwee Xiang ama Kim Loen Hoat Ong and Lie Mo Coe he..he)
Moon noh berhasil mengalahkan Chil sook dan melepaskan So hwa, bertiga melarikan diri dengan kuda.
15 tahun kemudian, Gurun Taklamakan, Xinjiang Uighur, China
Chil Sook masih berusaha mencari So hwa dan bayi itu. Chil Sook sudah mengejar sampai Zhejiang di Cina saat dia tahu bahwa mereka naik kapal ke Hangzhou. Selama ini Chil Sook mencari So hwa dan ia tahu jika ia kembali tanpa mereka, ia harus mati di depan Mi Shil.(ck..ck padahal udah 15th, disersi aja sekalian, setia banget sih..)
Chil Sook melakukan perjalanan dengan seorang guide wanita. Chil sook berkata bahwa tempat yang ditujunya adalah pusat perdagangan internasional. Chil Sook mendengar tentang pedagang Romawi yang membayar tinggi untuk jasa pengawalan. Guide itu sangat senang, Chil Sook benar2 beruntung, dia dapat mengenalkan Chil Sook pada orang yang tepat.
Guide itu adalah Deok Man putri Raja Jinpyeong, kelak akan menjadi Ratu Seon Deok, penguasa ke-27 Dinasti Silla (astaga..kasihan deh Chil Sook..). Deok Man berkata, kalau saja Chil Sook tidak bertemu dengannya, ia pasti akan tersesat di gurun. Chil Sook memuji bahasa “gyerim” Deok Man (bahasa Silla), Deok Man berkata ia belajar dari orang-orang asing di sini.
Chil sook cemas mereka tersesat, tapi Deok Man berkata tidak perlu takut, kalau tersesat lihat bintang saja. Bintang selalu menuntunku pulang. Deok Man membawa Chil Sook ke rumahnya. So Hwa (masih saja kikuk dan suka terpeleset he..he) menyambut Deok Man dan menyadari ada tamu. Deok Man meminta Chil sook menginap karena mereka juga menyediakan kamar. So Hwa mengantar tamunya dan ketika Chil Sook memita teh dalam bahasa gyerim, So hwa kaget. Chil Sook mengira So hwa tidak mengerti, maka ia kembali berbahasa Mandarin. Chil Sook merasa mengenali So Hwa, tapi entah dimana (ya iyalah dah 15 th gitu..).
Deok Man kedatangan tamu bernama Cartan dari Roma, mereka sepertinya akrab Deok Man mengeluarkan buku Bioi paralleloi (Parallel Lives) karangan Plutarch. Buku ini ditulis dalam bahasa Yunani. Deok Man menanyakan beberapa pertanyaan dari buku itu pada Cartan (Deok Man bisa bahasa Yunani? wow..) Deok Man berkata bahwa buku ini sangat berharga baginya.
Saat itu ada pedagang Mesir berteriak memanggil Cartan. Mereka bertiga mendiskusikan bahwa ada larangan berdagang teh, mereka yang tertangkap akan dihukum. Cartan kaget dengan hukuman yang berat itu. So Hwa menyajikan teh di kamar Chil Sook. So Hwa meminta Chil Sook untuk beristirahat.
Deok Man mengerti keresahan para pedagang tentang larangan perdagangan teh, kemudian Deok Man mengusulkan untuk menyelundupkan teh. Deok Man mengadakan barter untuk membagi rencananya. Deok Man sangat senang dengan hasil barternya, ia memperoleh buku Jeong Gwang Ryeol (buku sistem kalenderisasi dinasti Wei Utara) yang terkenal, hwa ju /kaca pembesar.
So Hwa bertanya pada Deok Man mengenai Chil sook yang mengerti bahasa Silla. So Hwa bertanya apa Deok Man cerita kalau ayahnya berasal dari Silla, Deok Man berkata tidak karena ibu melarangnya. Deok Man bertanya mengapa ibu tidak pernah bercerita mengenai ayahnya, apa ibu malu? So Hwa terbatuk dan Deok Man menenangkannya.
Aku dapat hidup tanpa ayah, tapi jelas tidak tanpa ibu. Ibu ayo kita ke Roma. Mengapa tanya So Hwa, apa karena Cartan ? Bukan, karena aku ingin mencari obat untuk ibu. So Hwa menderita penyakit paru-paru karena menahan nafas saat di dalam gua. Waktu itu Chil Sook menyalakan api di depan gua dan membuat So Hwa sesak napas, efeknya ternyata membekas.
Sementara itu, di kerajaan Silla
Mi Shil masih merisaukan susunan bintang dan ada kabar bahwa Pangeran telah meninggal. Ternyata selama ini Raja dan Permaisuri berusaha mendapatkan penerus Silla, tapi selalu gagal karena Pangeran sakit dan meninggal. Permaisuri menangis dan menyalahkan dirinya. Ia merasa ini benar-benar kutukan. Ia merasa bersalah karena melahirkan putri kembar sehingga tidak akan ada pewaris laki-laki di istana.
Permaisuri dan Putri Cheon Myeong berduka di pemakaman istana. Ketika melihat ketiga nama adik laki-lakinya, Putri Cheon Myeong bertanya apakah ia membawa semacam kutukan. Permaisuri berkata itu omong kosong dan melarang Putri untuk menyanjung dengan bibirnya atau meracuni pikirannya.
Putri Cheon Myeong teringat saat adiknya meninggal, Mi Shil berbisik bahwa ini adalah salahnya, kemudian setiap kali ada pangeran lagi, mereka juga akan mati. Mi Shil menyajikan teh untuk Putri Cheon Myeong. Putri bertanya apa maksud perkataan Mi Shil dulu. Mi Shil berkata Putri tidak perlu malakukan apa pun untuk bertahan. Putri Cheon Myeong tercekat dan Mi Shil senang.
Moon noh bergegas menuju ruang bersalin. Permaisuri melahirkan bayi wanita kembar. Raja sangat panik dan mengambil salah seorang bayi, meminta maaf pada putrinya dan menyerahkannya pada So Hwa untuk dibawa pergi. Permaisuri memohon dan menangis agar putrinya dikembalikan padanya tapi Raja menutup pintu dan menyuruh So Hwa cepat pergi.
Moon Noh meminta ijin masuk dan Raja sangat lega melihat Moon Noh. Mi Shil datang untuk mengucapkan selamat. Raja keluar dan membawa seorang bayi perempuan. Raja mengangkat bayi itu ke langit dan mengumumkan : Ini adalah Putri Silla, Putri Cheon Myeong
Semua memberikan selamat. Sementara itu Moon Noh melarikan kudanya dengan membawa buntalan. Prajurit mengepung kudanya dan mulai menembak Moon Noh dengan panah. Moon Noh terluka dan menjatuhkan buntalannya. Ternyata hanya boneka. Mi Saeng dan Seol Won Rang heran dengan temuan ini.
So Hwa berusaha melarikan diri dengan bayi itu. Dia dihentikan oleh penjaga dan mereka mengenali So Hwa sebagai dayang Raja. So Hwa memberikan bayi itu pada penjaga dan berkata itu bukan bayinya. Penjaga itu menolak. Akhirnya So Hwa dibebaskan. (I don’t know if she really meant that or just her tactic ..)
Mi Saeng berkata pada Mi Shil bahwa Moon Noh tidak membawa bayinya. Kalau bukan Moon Noh lalu siapa, perawat berkata bahwa So Hwa juga hadir tapi ia tidak terlihat lagi. Mi Shil meminta Seol Won Rang mencari keberadaan So hwa.
So Hwa ternyata sungguh2 ingin menyerahkan bayi itu pada penjags dan ingin meninggalkannya di sana. Penjaga berkata kalau So Hwa tidak membawanya ia akan mati. Akhirnya So hwa memandang bayi itu yang ternyata lucu dan seperti tersenyum padanya. So hwa berkata bahwa mulai sekarang ia adalah ibu bayi itu dan akan melindunginya dengan nyawanya. Penjaga itu senang dan berkata bahwa tidak baik meninggalkan seorang anak, bagaimanapun anak adalah berkah.
Mi Shil mendengar kabar tentang So Hwa dan bayi. Seol Won Rang bertanya kemana So Hwa. So hwa telah pergi sekitar 15 menit. Seol Won Rang berkata tidak ada waktu lagi dan mereka harus mencari So hwa. Mi Shil melihat ke langit dan mendapati bahwa bintang Utara terpecah, saat itulah Mi Saeng berkata mengapa bintang Utara sekarang menjadi 8 bintang?
Bintang Utara dalam tradisi Cina dan Korea terdiri dari 7 bintang (kalo ada yang pernah lihat Return of the Condor Heroes, itu ilmu pedang dari Coan cin pay, ilmu pedang 7 bintang utara. Di To Liong To juga ada, yaitu ilmu pedang Bu Tong Pay, akarnya sama sih..).
Moon Noh memberikan surat pada Mi shil dan mengingatkannya tentang ramalannya. Mi Shil meremas surat itu dan pergi ke pasukannya. Mi Shil membunuh penjaga yang meloloskan So Hwa. Mi Shil : Manusia dapat melakukan kesalahan tapi tidak pasukanku.
So Hwa yang berusaha melarikan diri dikejar oleh pasukan Hwa rang dan mereka tertangkap. So hwa hampir dibunuh kalau saja Moon Noh tidak muncul. Moon Noh menembakkan panah dan saat bayi itu terlempar di udara, Moon Noh melompat dan menangkap bayi itu dan mengikatnya di badannya. (persis adegan Xiao Lung Ni berebut baby Kwee Xiang ama Kim Loen Hoat Ong and Lie Mo Coe he..he)
Moon noh berhasil mengalahkan Chil sook dan melepaskan So hwa, bertiga melarikan diri dengan kuda.
15 tahun kemudian, Gurun Taklamakan, Xinjiang Uighur, China
Chil Sook masih berusaha mencari So hwa dan bayi itu. Chil Sook sudah mengejar sampai Zhejiang di Cina saat dia tahu bahwa mereka naik kapal ke Hangzhou. Selama ini Chil Sook mencari So hwa dan ia tahu jika ia kembali tanpa mereka, ia harus mati di depan Mi Shil.(ck..ck padahal udah 15th, disersi aja sekalian, setia banget sih..)
Chil Sook melakukan perjalanan dengan seorang guide wanita. Chil sook berkata bahwa tempat yang ditujunya adalah pusat perdagangan internasional. Chil Sook mendengar tentang pedagang Romawi yang membayar tinggi untuk jasa pengawalan. Guide itu sangat senang, Chil Sook benar2 beruntung, dia dapat mengenalkan Chil Sook pada orang yang tepat.
Guide itu adalah Deok Man putri Raja Jinpyeong, kelak akan menjadi Ratu Seon Deok, penguasa ke-27 Dinasti Silla (astaga..kasihan deh Chil Sook..). Deok Man berkata, kalau saja Chil Sook tidak bertemu dengannya, ia pasti akan tersesat di gurun. Chil Sook memuji bahasa “gyerim” Deok Man (bahasa Silla), Deok Man berkata ia belajar dari orang-orang asing di sini.
Chil sook cemas mereka tersesat, tapi Deok Man berkata tidak perlu takut, kalau tersesat lihat bintang saja. Bintang selalu menuntunku pulang. Deok Man membawa Chil Sook ke rumahnya. So Hwa (masih saja kikuk dan suka terpeleset he..he) menyambut Deok Man dan menyadari ada tamu. Deok Man meminta Chil sook menginap karena mereka juga menyediakan kamar. So Hwa mengantar tamunya dan ketika Chil Sook memita teh dalam bahasa gyerim, So hwa kaget. Chil Sook mengira So hwa tidak mengerti, maka ia kembali berbahasa Mandarin. Chil Sook merasa mengenali So Hwa, tapi entah dimana (ya iyalah dah 15 th gitu..).
Deok Man kedatangan tamu bernama Cartan dari Roma, mereka sepertinya akrab Deok Man mengeluarkan buku Bioi paralleloi (Parallel Lives) karangan Plutarch. Buku ini ditulis dalam bahasa Yunani. Deok Man menanyakan beberapa pertanyaan dari buku itu pada Cartan (Deok Man bisa bahasa Yunani? wow..) Deok Man berkata bahwa buku ini sangat berharga baginya.
Saat itu ada pedagang Mesir berteriak memanggil Cartan. Mereka bertiga mendiskusikan bahwa ada larangan berdagang teh, mereka yang tertangkap akan dihukum. Cartan kaget dengan hukuman yang berat itu. So Hwa menyajikan teh di kamar Chil Sook. So Hwa meminta Chil Sook untuk beristirahat.
Deok Man mengerti keresahan para pedagang tentang larangan perdagangan teh, kemudian Deok Man mengusulkan untuk menyelundupkan teh. Deok Man mengadakan barter untuk membagi rencananya. Deok Man sangat senang dengan hasil barternya, ia memperoleh buku Jeong Gwang Ryeol (buku sistem kalenderisasi dinasti Wei Utara) yang terkenal, hwa ju /kaca pembesar.
So Hwa bertanya pada Deok Man mengenai Chil sook yang mengerti bahasa Silla. So Hwa bertanya apa Deok Man cerita kalau ayahnya berasal dari Silla, Deok Man berkata tidak karena ibu melarangnya. Deok Man bertanya mengapa ibu tidak pernah bercerita mengenai ayahnya, apa ibu malu? So Hwa terbatuk dan Deok Man menenangkannya.
Aku dapat hidup tanpa ayah, tapi jelas tidak tanpa ibu. Ibu ayo kita ke Roma. Mengapa tanya So Hwa, apa karena Cartan ? Bukan, karena aku ingin mencari obat untuk ibu. So Hwa menderita penyakit paru-paru karena menahan nafas saat di dalam gua. Waktu itu Chil Sook menyalakan api di depan gua dan membuat So Hwa sesak napas, efeknya ternyata membekas.
Sementara itu, di kerajaan Silla
Mi Shil masih merisaukan susunan bintang dan ada kabar bahwa Pangeran telah meninggal. Ternyata selama ini Raja dan Permaisuri berusaha mendapatkan penerus Silla, tapi selalu gagal karena Pangeran sakit dan meninggal. Permaisuri menangis dan menyalahkan dirinya. Ia merasa ini benar-benar kutukan. Ia merasa bersalah karena melahirkan putri kembar sehingga tidak akan ada pewaris laki-laki di istana.
Permaisuri dan Putri Cheon Myeong berduka di pemakaman istana. Ketika melihat ketiga nama adik laki-lakinya, Putri Cheon Myeong bertanya apakah ia membawa semacam kutukan. Permaisuri berkata itu omong kosong dan melarang Putri untuk menyanjung dengan bibirnya atau meracuni pikirannya.
Putri Cheon Myeong teringat saat adiknya meninggal, Mi Shil berbisik bahwa ini adalah salahnya, kemudian setiap kali ada pangeran lagi, mereka juga akan mati. Mi Shil menyajikan teh untuk Putri Cheon Myeong. Putri bertanya apa maksud perkataan Mi Shil dulu. Mi Shil berkata Putri tidak perlu malakukan apa pun untuk bertahan. Putri Cheon Myeong tercekat dan Mi Shil senang.
Posting Komentar untuk "Sinopsis Queen Seon Deok episode 3"