Mengenal Gejala Hamil Anggur
Hamil
merupakan sesuatu yang tidak bisa dibayangkan yang ditungu-tunggu oleh
sebagian besar pasangan muda yang baru menikah karena tanpa kehadiran
hamil pasangan akan terasa kurang sempurna. kebutuhan ini merupakan
kebutuhan psikologis bagi ibu dan pasangannya. Hamil anggur merupakan Tumor
Jinak Berbentuk Gerombolan Buah Anggur. HAMIL dan anggur, adalah dua
kata yang menjadi kebahagiaan dan berkah bagi manusia. Namun, jika
menjadi satu untaian kata, hamil anggur, justru menjadi petaka bagi para
calon orang tua. Dokter umum Agustining Rahayu mengatakan, hamil anggur
adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin, sehingga terbentuk jaringan permukaan membran mirip gerombolan buah anggur.
“Hamil anggur sepintas lalu seperti hamil
biasa, tapi isinya bukan janin, melainkan gelembung-gelembung mola.
Kadang-kadang ada juga yang isinya gelembung mola tetapi masih ada
janin. Pada keadaan ini, biasanya janin tidak bisa dipertahankan dan
mengalami keguguran,” terang wanita yang akrab disapa dr Ayu ini.
Dia menjelaskan, istilah medis hamil
anggur adalah Mola Hidatidosa, yakni kehamilan yang tidak normal, di
mana sel telur yang telah dibuahi tidak tumbuh dan membelah sebagaimana
mestinya.
Pada hamil anggur, jelasnya, sel telur
yang telah dibuahi tumbuh secara “liar” dan cepat sehingga hanya
terbentuk gerombolan gelembung-gelembung yang menyerupai buah anggur.
Pada kehamilan anggur ini, perut wanita terlihat lebih besar dibanding dengan usia kehamilannya.
“Janin yang dikandung biasanya tidak
mampu bertahan hidup, namun gelembung-gelembungtersebut terus saja
membesar, tumbuh terus sehingga tampak seperti gerombolan buah anggur.
Itulah sebabnya mengapa orang awam sering menyebutnya dengan hamil
anggur,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, penanganan hamil
anggur adalah dengan kuretase. Setelah itu harus dimonitor dan di
follow up dengan dengan ketat, karena kehamilan mola bisa berkembang ke
arah proses keganasan yang disebut dengan chorio-carcinoma.
Dikatakan, beberapa faktor yang sering
dikaitkan sebagai penyebab hamil anggur ini yaitu mutasi genetik
(buruknya kualitas sperma atau ovum), kehamilan di mana janin akan mati
dan tak berkembang, kekurangan vitamin A, darah tinggi, serta faktor gizi yang kurang baik.
Diperkirakan bahwa faktor-faktor seperti
gangguan pada telur, kekurangan gizi pada ibu hamil, dan kelainan rahim
berhubungan dengan peningkatan angka kejadian mola. Wanita dengan usia
dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun juga berada dalam risiko tinggi.
Mengkonsumsi makanan rendah protein, asam folat, dan karoten juga
meningkatkan risiko terjadinya mola.
Apakah hamil anggur sama dengan hamil di luar kandungan? Menurut dr Ayu, hamil di luar kandungan
terjadi apabila tempat menempel (nidasi) embrio (hasil pembuahan)
berada di luar rongga rahim (carum uteri). Biasanya yang paling sering
terjadi adalah menempel di saluran tuba atau saluran yang menghubungkan
rahim dengan indung telur bagian kanan maupun kiri.
Disebutkan, adapun gejalanya, pada tahap
awal adalah seperti kehamilan biasa, yaitu terhentinya haid disusul
hasil tes positif pada kehamilan.
“Kondisi hamil di luar kandungan menjadi
serius bila kehamilan terganggu, di medis disebut kehamilan ektopik
terganggu (KET), umumnya tuba/saluran tempat menempelnya embrio pecah,”
ungkap dr Ayu.
Gejalanya adalah nyeri perut yang hebat,
disertai pucat karena ada pendarahan di dalam. Pasien cepat jatuh dalam
kondisi syok, karena umumnya pendarahan yang terjadi sangat banyak
tetapi tidak terlihat dari luar. Pada kondisi seperti, pasien
membutuhkan penanganan yang ekstra tepat dan sedini mungkin.
Karena pengertian
dan penyebab dari mola masih belum diketahui secara pasti maka kejadian
mola hidatidosa sulit untuk dicegah. Bagaimanapun juga, nutrisi ibu
yang baik dapat menurunkan risiko terjadinya mola.
Cukup susah juga ya mengidentifikasi hamil anggur ataupun tidak apa bila gejalanya hampir sama
BalasHapus